Senin, 05 Oktober 2015

Lemari Hias Ukir Jati

Lemari Hias Ukir Jati



Lemari Hias Ukir Jati - Produk yang satu ini diproduksi oleh para perajin Mebel yang ada di Jepara, tetap mengutamakan bahan material utama yaitu kayu jati pilihan yang berkualitas. Tak asing lagi jika melihat ukiran khas asli dari Kota Jepara. Lemari Hias Jati Ukir ini sangat cocok sebagai tempat menaruh barang antik, tropi, frame foto, ataupun souvenir-souvenir cantik,  dilihat dari nama produknya saja sudah jelas yaitu Lemari Hias, tentunya tidak mungkin untuk anda dijadikan sebagai lemari pakaian.

Desain Lemari Hias Jati Ukir

 

Didesain dengan bentuk yang elegant, mewah, dan cantik. Dilengkapi 3 pintu dan terdapat rak yang ada dibawahnya. Dipadukan dengan bentuk-bentuk ukiran khas Jepara, pengerjaannya pun benar-benar mengutamakan unsur ketelitian dari segi produksi. Anda juga dapat menilai sendiri, ataupun Anda juga dapat melihat custom lainnya di Produk Lemari Hias Jati Ukir  lainnya.

Produk furnitur kami asli dari Kota Jepara


Belanja furnitur sangat aman di tempat kami, jika Anda ragu kami persilahkan Anda datang berkunjung ke Showroom dan Workshop kami di Jepara. Untuk detail produk & informasi pembayaran juga untuk keterangan lebih lanjut Silahkan Hubungi Kami di 082323303666, Phone Office (0291) 4299128, Pin BB 2BEDE0F3.

Atau Kunjungi Website Resmi Kami Di www.jeparahandicraft.net

Set Kursi Tamu Jati Minimalis

Set Kursi Tamu Jati Minimalis Giant Ocean

 


Set Kursi Tamu minimalis ini terdiri dari set 4 kursi tamu dan 1 meja tamu, dibuat dengan bahan material utama kayu Jati pilihan yang berkualitas dan diproduksi oleh para perajin Mebel Jepara yang handal dan profesional. Sangat cocok untuk Anda tempatkan pada ruang tamu rumah Anda. Memiliki desain yang elegan, mewah, dan unik. 

Seperti nama judul yang saya paparkan "Giant Ocean" tak asing lagi untuk anda mendengar bahasa Ocean yaitu suasana yang ada di lautan. Iya benar, set kursi tamu minimalis ini mempunyai konsep yang berbeda dengan produk lainnya istilahnya "mainstream", karena didesain dengan unik dan cantik. Tak dapat diragukan lagi, furnitur minimalis yang satu ini dapat Anda pesan di tempat kami. Bagi anda yang mendambakan furnitur berkualitas, furnitur ini sangat cocok dengan kriteria Anda.

Call to Action 

Apa yang akan anda tunggu ? Kami akan selalu memberikan pernawaran terbaik Bagi calon pelanggan kami.  Untuk detail produk & informasi pembayaran juga untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi dan kunjungi kami di :

Office & Showroom : Jl. Cik Lanang No. 25 RT 15 RW 05 Desa Jobokuto Kec. Jepara Kab. Jepara Jawa Tengah 59416.
Phone Office : (0291) 4299128
Phone 1 AS : 082323303666
Phone 2 IM3 : 085740348999
Phone 3 XL : 081914502692
Comp. Profile : WWW.JEPARAARTFURNICRAFT.COM
IG : @mebeljepara
WA : 082323303666
BlackBerry Channel : C002B6474
FB : http://facebook.com/blur.rony
Fanpage : http://facebook.com/jeparahandicraft.net
Tweet : @jualfurniture
Mail : info@jeparaartfurnicraft.com | sales@jeparahandicraft.net | jeparaartfurnicraft@gmail.com

Kamis, 01 Oktober 2015

Sentra kerajinan Indonesia dalam dunia global

Sentra kerajinan Indonesia



Sentra Kerajinan Indonesia - Sentra kerajinan Indonesia sangat beragam, dan pengrajinnya kreatif dalam menciptakan desain-desain baru, namun masih banyak kelemahan jika sudah masuk pasar global. Termasuk produksi furnitur dan elemen desain interior. Hal itu juga perlu ditingkatkan jika ingin produk lokal bersaing di dunia internasional. Yang terpenting selain merek adalah kualitas barangnya dan dikerjakan dengan baik sesuai waktu yang dijanjikan.

Kualitas furnitur lokal harus bermutu, menyesuaikan dengan kebutuhan customers yang semakin pintar dan mampu membedakan furnitur yang baik dan tidak. Jika furnitur mudah rusak, pelanggan akan lekas mengenali untuk kemudian berpaling kepada furnitur keluaran produsen lainnya. Dalam hal kreativitas, pengrajin Indonesia memang cukup kuat dan mutu produknya mampu dicapai. Namun, saat diminta memproduksi dalam jumlah besar, kebanyakan pengrajin tidak mampu memenuhinya.

Seringkali industri rumah tangga "angkat tangan" ketika diminta memproduksi dalam volume besar. Produksinya masih sangat terbatas dan harga tidak bisa beraing. Selain itu, produksi Indonesia sangat kental dan mudah dikenali dengan budaya-budayanya. Jika memproduksi furnitur, maka produsen menyematkan batik di dalamnya. Hal ini menjadi kendala karena produsen tidak bisa memaksa orang luar memakai batik. Akhirnya, produk Indonesia sulit diserap. Berbeda dengan pasar domestik, produk berornamen batik masih mungkin disukai.

Sebaliknya, berpikir global bukan berarti harus selalu mengikuti tren asing. Tetapi, setiap furnitur memiliki filosofi tanpa harus menyematkan ciri khas Indonesia di dalamnya. Misalnya, satu produk yang terinspirasi dari candi atau tulisan sansekerta. Tidak harus selalu terlihat dari Toraja, maupun Madura.

Furniture Resin

Furniture Resin


Image result for furniture resin 


Furnitur secara umum - Furnitur merupakan perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti, kursi, meja, lemari atau secara umum furniture merupakan semua benda yang ada di dirumah dan dapat digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda-beda kecil seperti pakain bahkan juga sebagai hiasan. Dengan furnitur akan menjadikan suasana rumah menjadi nyaman, baik itu untuk tempat beristirahat, bekerja, serta membantu rumah menjadi nampak rapi.

Bicara tentang furnitur klasik, semua itu tidak lepas dari kayu jati dan ukiran ukiran, karena kayu Jati secara alami mengandung silika, yang membuatnya tahan terhadap pembusukan jamur, efek air seperti membusuk dan pemuaian, serta bahan kimia bahkan kayu jati juga tahan terhadap api, asam. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang modern ini, bahan untuk kayu jati sendiri sulit didapatkan.

Walaupun sudah ada pembudidayaan untuk pohon jati tetapi tidak semua bisa digunakan untuk dijadikan perabot rumah tangga klasik, kemudian dicarilah jalan untuk mensiasati kekurangan tersebut salah satunya dengan resin. Resin ini gampang di bentuk sesuai dengan keinginan ditambah lebih ringgan, mengkilap seperti kaca, mudah perawatan karena tinggal usap sudah mengkilap lagi, kuat terhadap air tidak rapuh seperti kayu, motif bisa sesuai keinginan, lebih terlihat mewah, dan tidak mudah tergores. Saat ini furniture populer dan yang terbaru terbuat dari resin sintetis, sehingga meningkatkan harapan hidup dan mengurangi biaya produksi. Furniture resin saat ini sering dibuat dari plastik daur ulang dan sangat tahan lama. Jaminan ketahanannya bisa mencapai 20 tahun atau lebih dan dapat dibentuk menyerupai kayu atau rotan. Furnitur atau perabot harus sesuai dengan ruangan itu sendiri dan selera bagi pemilik ruangan tersebut dan salah fungsi dari perabot tersebut harus mendukung kegiatan kerja, selain itu harus di sesuaikan juga untuk penempatan.

Gunakan furniture khusus untuk ruang luar dengan memilih furniture yang sudah dirancang tahan terhadap cuaca, terutama di iklim tropis dan jenis furniture yang  paling umum  untuk perlengkapan teras adalah yang terbuat dari plastik, kayu, aluminium, rotan, dan besi tempa. Untuk Furnitur berbahan aluminium lebih kuat dan tahan lama, namun jika lapisan pelindungnya terkelupas akan menimbulkan korosi dan furniture  yang terbuat dari plastik secara alami tahan air, sehingga dapat ditinggalkan di ruangan luar sepanjang tahun.

Minggu, 20 September 2015

Ekspor Furnitur Indonesia masih kalah dengan Vietnam

Industri Mebel dan Furnitur Indonesia



Industri Mebel dan Furnitur Indonesia - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) menilai, industri ekspor mebel dan furnitur asal Indonesia masih kalah saing dibandingkan dengan furnitur asal negara Vietnam. Hal ini juga mengganti persepsi yang selama ini mengatakan jika produk asal Tiongkok menjadi satu-satunya pesaing produk Indonesia, padahal ada produk furnitur dari Vietnam yang mampu bersaing dan mengalahkan produk furnitur asal Indonesia

"Kita bukan dengan Tiongkok bahkan dengan Vietnam saja kita kalah," ujar Sekjen AMKRI Abdul Sobur di Gedung MM UGM, Jalan Sahardjo, Tebet, Jakarta Selatan, seperti yang diberitakan Minggu (20/9/2015). Omzet dari industri mebel dan furnitur asal Vietnam telah mendapatkan nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dicatatkan oleh industri Indonesia.

Industri mebel dan furnitur Indonesia sampai USD2,8 miliar sedangkan Vietnam tahun lalu USD5,6 miliar. Di tahun ini sudah capai USD7,6 miliar. Sementara itu, target kita tahun ini saja turun hanya USD2 miliar," jelasnya. Keberhasilan Vietnam untuk lebih diminati di pasar global, karena Vietnam memiliki daya saing yang lebih baik. Secara jelas Vietnam punya daya saing 30 persen yang lebih efisien dibandingkan dengan Indonesia.

Sabtu, 12 September 2015

Ekspor Furnitur dan kerajinan ke Eropa

Ekspor Furnitur dan kerajinan ke Eropa


Hasil gambar untuk ekspor furnitur eropa 


Dari sektor furnitur dan kerajinan yaitu Industri Kecil Menengah (IKM) akan mendapatkan kemudahan ekspor ke Uni Eropa. Kemudahan tersebut terutama diberikan untuk produk kayu dan turunannya yang sudah memiliki sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

Menurut Direktur Kerjasama Intra-Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Dewi G Tobing, kemudahan ekspor tersebut merupakan bentuk keberhasilan negosiasi Forest Law Enforcement Governance and Trade-Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa.

"Kayu SVLK Indonesia akan melalui 'green lane', sehingga tidak ada hambatan atau kecurigaan soal kayu ilegal. Dengan demikian, produk kayu kita bisa langsung diterima di Eropa tanpa melalui pemeriksaan di negara tujuan," ungkap Dewi, di Balai Kota Solo, Jawa Tengah. Ia juga menambahkan bahwa hasil FLEGT-VPA antara Indonesia dan Uni Eropa tersebut, secara langsung akan meningkatkan daya saing dan memperluas akses pasar Indonesia di 28 negara Uni Eropa.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Agus Justianto menambahkan, SVLK merupakan komitmen pemerintah dalam memberikan kemudahan ekspor bagi IKM. Dia menegaskan bahwa hal itu (SVLK) bukan merupakan bentuk intervensi negara lain. "Pemerintah aktif membantu program akselerasi penerapan SVLK bagi IKM," ujarnya.

Lebih lanjut, Indonesia menurut Agus, terus mengupayakan agar SVLK diakui secara internasional, dengan melakukan sejumlah pembahasan. Di antaranya adalah dengan negara-negara tujuan ekspor, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Cile, serta Australia.



Jumat, 11 September 2015

Ekspor mebel Jepara menurun akibat banyaknya investor asing yang masuk

Ekspor mebel Jepara menurun

 

Hasil gambar untuk mebel asing jepara 

 

Ekspor mebel Jepara menurun - Pengrajin mebel dan produk furniture lokal di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terancam mengalami penurunan akibat investasi  asing yang telah menanamkan modal usaha untuk memproduksi produk yang sama seperti produk furnitur minimalis yang sedang tren saat ini. Dengan adanya investasi asing itu semakin membuat produk yang berasal dari lokal pun kalah saing karena terutama kalah dalam segi materi atau biaya. Semua bisa dibeli dengan adanya modal yang besar sehingga untuk pengusaha lokal pun tak mampu bersaing. Akibatnya perbandingan untuk modal dalam negeri pun berbeda,perbedaan modal di dalam negeri dengan suku bunga tinggi, sedangkan pengusaha asing mendapatkan dana bunga lunak dari negaranya.

Tak jarang saat ini banyak eksportir justru turun status menjadi sub-ekportir dari pengusaha asing yang berada di Jepara. Sedangkan supplier dan perajin di setiap desa-desa justru menjadi buruh di perusahaan asing yang telah membuka pabrik di Jepara. Pemasok yang biasa jadi juragan kecil di kampung sekarang jadi mandor di pabrik. Pekerjanya telah direkrut pengusaha asing yang punya order besar.

Beberapa perusahaan asing yang menempati pabrik di Jepara itu di antaranya negara asal Jerman, Cina, Korea Selatan dan Jepang. Mereka mendapat kemudahan membeli bahan mentah berupa kayu log untuk diolah langsung. Pengusaha lokal kalah bersaing dalam membeli bahan baku, tenaga kerja serta pasar di luar negeri yang telah dikuasai oleh pengusaha asing. Untuk pemerintah sendiri sudah mengajukan perda yang berkaitan dengan pembatasan investasi khususnyadi Kabupaten Jepara yang isinya adalah investor mengakomodir semua produk khas mebel Jepara yang diproduksi perajin lokal.

Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah, Anggoro Ratmodiputro, membenarkan kondisi itu. Menurutnya, tingginya nilai ekspor mebel dan furniture yang ada justru banyak dinikmati oleh pengusaha asing. “Bisa jadi produk terbanyak yang dikirim ke luar negeri milik perusahaan asing asal Jawa Tengah,” ujar Anggoro. (11/09/2015)

Rabu, 09 September 2015

Menjaga Produktivitas Industri Furnitur

Menjaga Produktivitas Industri Furnitur


 Hasil gambar untuk produksi mebel 

 

Menjaga Produktivitas Industri Furnitur - Para produsen mebel menilai wilayah pasar mebel di Asia Tenggara perlu pengawasan dan perlindungan karena banyaknya pemasok mebel dari wilayah lain. Sebagai perwujudan demi mengamankan bisnis pasar yang besar ini, perlu adanya kontribusi bersama dan menjalin hubungan kerja sama yang baik.

Wujud perlindungan pasar tersebut, antara lain, para pelaku usaha industri furnitur negara-negara anggota ASEAN bekerjasama membentuk pasar intra-ASEAN. Langkah ke arah itu memang sudah mulai dilakukan. "Tahun ini kami sepakat untuk membentuk kerjasama untuk perlindungan pasar," ujar Ambar Tjahyono Ketua ASEAN Furniture Industries Council (AFIC).

Ambar mengatakan, eksportir mebel dari negara tirai bambu itu (China) makin membanjiri pasar Asia Tenggara. Tren tersebut terjadi semenjak permintaan mebel di Amerika Serikat dan Eropa melemah karena pelemahan ekonomi global beberapa tahun ini. Dengan kerja sama ini, Ambar melihat Indonesia akan bisa mendorong lebih ekspor mebelnya di kawasan yang pertumbuhan ekonominya masih cukup bagus ini.

Ambar memperkirakan dengan berbagai upaya tersebut ekspor mebel dan kerajinan Indonesia pada tahun ini akan bisa mencapai nilai 3 miliar dolar, tumbuh 11% hingga 12% dari ekspor tahun lalu. Di  tahun 2012, ekspor mebel dan kerajinan dari Indonesia mencapai 2,6 miliar dolar. Kontribusi ekspor furnitur sendiri diperkirakan mencapai sekitar 1,8 miliar dolar dan lainnya disumbang produk-produk kerajinan.

Pemerintah telah berusaha memperkuat ekspor furnitur antara lain dengan melarang ekspor baku rotan sehingga industri furnitur lokal yang menggunakan rotan tak mengalami kesulitan bahan baku. Sementara untuk yang berbasis kayu, pemerintah meminta produsen mengurus sertifikat SVLK agar ekspor mereka diterima pembeli.

Senin, 07 September 2015

Wisata Industri Mebel Jepara

Wisata Industri Mebel Jepara


Image result for kura kura jepara 


Image result for sentra mebel jepara 


Wisata Industri Mebel Jepara - Industri mebel skala kecil di Jepara telah merilis peta panduan untuk menarik pengunjung ke daerah tersebut dan menjadikan sentra-sentra pembuatan mebel sebagai tempat tujuan wisata khas yang terkenal dengan seni ukir ini. Peta ini didesain dan diluncurkan dengan dukungan dari proyek Rantai Nilai Mebel (Furniture Value Chain) yang dilakukan oleh Center For International Forestry Research (CIFOR) untuk mempromosikan para pengrajin mebel skala kecil di kota kelahiran Ibu Kartini.

"Jepara dikenal oleh dunia internasional sebagai penghasil seni mebel berkualitas tinggi, bukan hanya mebelnya menggunakan bahan baku kayu jati tetapi juga karena seni ukirnya yang unik dan menggunakan relief tiga dimensi," kata Koordinator CIFOR, Herry Purnomo di hotel Ciputra, Semarang.

Acara peluncuran tersebut juga dihadiri oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Rudi Sunoto yang mewakili Bupati Jepara, anggota asosiasi mebel dan perdagangan, para akademisi dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Dikatakannya, wisatawan yang berkunjung ke Jepara terus mengalami peningkatan dan proyek ini berharap dengan diterbitkannya peta panduan bertajuk "Peta Wisata dan Belanja Mebel Jepara" ini akan menarik wisatawan untuk mengunjungi sentra-sentra pembuatan mebel skala kecil di Jepara. "Akses langsung kepada konsumen adalah langkah kunci dalam mempromosikan mebel Jepara," ujarnya.

Dalam peta wisata dan mebel jepara tersebut dalam sembilan wilayah yaitu, kawasan Krasak-Gemiring, kawasan Bundo-Sekuro, kawasan Kedungcino-Mulyoharjo, Kawasan Ngabul-Mindahan, kawasan Bulakbaru-Dongos, kawasan Kawak-Plajan, kawasan Tegalsambi-Sukosono, kawasan Kuwasen-Kecapi, dan kawasan Mantingan-Sukosono.

"Pembuatan peta ini diyakini dapat memberi manfaat, bukan hanya untuk para wisatawan tetapi juga untuk para pengrajin Mebel," tambah Atie Pontodewo yang juga terlibat dalam pembuatan Peta ini.

Diharapkan dengan adanya peta panduan ini lanjut Atie, wisatawan bisa mendapatkan mebel sesuai dengan harga dan kualitas yang diiginkan. "Di sisi lain, perajin mebel yang tersebar di jepara mempunyai kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pembelinya, berbagai sentra industri non kayu juga ditampilkan dalam peta ini," ujarnya.

Di saat bersamaan, CIFOR juga meluncurkan buku berjudul 'Menunggang Badai". Buku setebal 153 halaman itu beisikan pengalaman-pengalaman para pengrajin kecil, asosiasi pengrajin dan pemerintah daerah yang bersama-sama berjuang untuk mempromosikan industri mebel Jepara sebagai bagian dari warisan budayanya. Selain itu, juga ditampilkan pemutaran video tentang para pengrajin ukir Jepara yang berdurasi 10 menit.

Jumat, 04 September 2015

Potensi Industri Mebel Jepara

Potensi Industri Mebel Jepara


Hasil gambar untuk ukiran jepara 

 

Potensi Industri Mebel Jepara -  Jawa Tengah memiliki sentra industri yang keunikannya sulit ditiru. Ini merupakan potensi sangat besar untuk terus dikembangkan, sehingga kontribusinya terhadap perekonomian daerah ini bisa makin signifikan. Denyut ekonomi Jawa Tengah sangat kental diwarnai tumbuhnya sentra-sentra industri di sejumlah kota/kabupaten di wilayah ini. Yang menarik, setiap sentra industri punya keunikan yang tak gampang ditiru oleh daerah lain, bahkan negara lain. Tentu saja, ini merupakan potensi ekonomi yang harus didorong terus pertumbuhannya agar dari waktu ke waktu mampu memberikan kontribusi yang makin signifikan terhadap perekonomian daerah dan nasional.

Siapa yang tak kenal ukiran kayu Jepara, yang sudah mampu menembus pasar ekspor di berbagai negara? Kota Jepara, yang berada di bagian utara Jawa Tengah, memang terkenal dengan sentra industri mebel (kayu) ukiran, kaligrafi dan produk furnitur lainnya. Total nilai bisnis industri mebel di kota ini tahun 2006 tercatat Rp 1,3 triliun. Jumlah perusahaan yang terlibat di industri ini mencapai 518 perusahaan, sementara jumlah tenaga kerjanya 27.271 orang. Dan, sekitar 60% produk meubel Jepara dijual ke pasar mancanegara dan sisanya ke pasar dalam negeri.


Pemerintah daerah Jepara akan terus memperbaiki sejumlah fasilitas yang ada untuk mendorong perkembangan sentra industri mebel ukir di kota ini. Caranya, memperkuat fasilitas umum, seperti Jepara Trade Center. Pusat perdagangan yang diluncurkan pada 2007 ini terdiri atas pusat promosi (yang juga berfungsi sebagai balai lelang), pusat informasi, pusat desain, serta advokasi atas hak dan kekayaan intelektual.

Rabu, 02 September 2015

Inovatif Mebel dan Ukir Jepara

Inovatif dan Mebel Ukir Jepara


Hasil gambar untuk mebel jepara 


Inovatif mebel dan ukir Jepara - JEPARA,produk mebel, ukir dan furnitur asal Jepara, Jawa Tengah (Jateng) diyakini tetap mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai akhir 2015. Karena, para perajin produk budaya asal Jepara itu memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, sehingga mempunyai daya saing tinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara Sholih mengatakan, MEA akan menjadi tren bagi dunia, sehingga Indonesia mau tak mau harus ikut dan terlibat aktif di dalamnya. Meski begitu, dia tetap yakin bahwa MEA tidak akan mematikan industri mebel, ukir dan furnitur asal Jepara.

Optimisme bukan tanpa alasan. Sebab sejauh ini, banyak industri mebel tumbuh di kawasan Asia, namun fakta di lapangan menunjukkan ekspor mebel, ukir dan furnitur Jepara terus membaik dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, produk unggulan Jepara itu sudah menembus ratusan negara di dunia, mulai dari benua Eropa, Amerika, Afrika, hingga Asia. Meski demikian, pelaku usaha mebel, ukir dan furnitur asal Jepara juga harus melakukan penguatan di berbagai lini seiring berlakunya MEA. Penguatan daya saing itu tidak hanya sekadar urusan yang berkaitan dengan produk semata.

Selasa, 01 September 2015

Industri Mebel dan Kerajinan

Industri Mebel dan Kerajinan


Hasil gambar untuk Industri mebel 

 

Industri Mebel dan Kerajinan - Industri mebel dan kerajinan yang tergabung dalam Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia atau AMKRI membuat strategi dalam mengatasi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau (MEA). "AMKRI bergotong royong dengan pemerintah menguatkan daya saing industri usaha melalui beberapa program yaitu jaminan penyetor bahan baku dan bahan pembantu yang akan digunakan," kata Sekjen AMKRI Abdul Sobur di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015.

Menurut Sobur, industri kerajinan akan melakukan peningkatan inovasi desain, peningkatan efiseinsi biaya produksi, peningkatan produktivitas serta menyediakan tenaga kerja terampil dan tangguh. "Kami juga akan melakukan promosi dan pengembangan pasar serta peningkatan penggunaan produk mebel di dalam negeri," ujarnya.

Furniture dan kerajinan ialah salah satu industri prioritas kebutuhan yang membuahkan produk bernilai tinggi, berdaya saing global, sebagai penghasil devisa negara. Bagian ini menyerap pekerja dalam jumlah yang signifikan dan disuport oleh sumber bahan baku berupa kayu, rotan maupun bambu.

Persaingan industri furniture dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku natural. bahan baku ini melonjak dan berkelanjutan serta didukung oleh beragam corak dan desain atau model yang berciri khas lokal."sebab itu, selain menargetkan pasaran ekspor produk mebel dan kerajinan, pasaran dalam negeri pun harus mendapatkan sorotan yang kuat mengingat pasar domestik Indonesia cukup berpotensi," kata Sobur. Terselenggaranya MEA yang berlaku mulai akhir tahun ini, Indonesia tidak hanya dijadikan pasar oleh negera-negara Asean, tetapi juga dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Furniture Indonesia

Furniture Indonesia


Hasil gambar untuk pameran furniture AS 

 

Furniture Indonesia - JAKARTA – Furniture dari negara Indonesia ditargetkan akan menempati kedudukan teratas di Amerika Serikat (AS). Data Economist Intelligence Unit menunjukkan kebutuhan produk furnitur di AS, terutama untuk produk rumah tangga, pada 2014 mencapai US$148 miliar. Disetarakan jumlah ini akan naik sampai dengan total US$178 miliar pada 2019, tumbuh 4,2% per tahun.

Dalam event pameran Las Vegas Market 2015 yang diselenggarakan 2-6 Agustus 2015 lalu, Paviliun Indonesia dipenuhi pengunjung hingga membukukan transaksi sebesar US$1,5 juta. Publik AS memberikan sambutan positif pada produk furnitur Indonesia. Pembeli di AS percaya produk-produk Indonesia yang menggunakan kayu dan rotan memiliki legalitas dan sertifikasi yang terukur. Mebel dan dekorasi rumah dari kayu daur ulang menjadi salah satu yang paling laris diminati.

“AS begitu mengapresiasi dan menghargai produk ramah lingkungan. Sertifikasi menjadi aspek utama dalam memilih suplai produk untuk diimpor ke negara itu. Salah satu produsen mebel dari kayu bekas bahkan langsung dapat order 20 feet di hari pertama pameran,” jelas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak dalam siaran pers, Jumat (14/8/2015).

Nus beroptimis bahwa pasar untuk produk rumahan furniture and décor Indonesia masih dapat ditingkatkan dengan mensuplai produk-produk yang sesuai perlajuan selera pasar dan mode interior design.

“Furniture modern minimalis dengan aksen natural, klasik, dan menggunakan warna-warna solid sudah jadi selera mutlak di AS. Saya dapat laporan, Paviliun Indonesia begitu ramai dikunjungi karena sesuai tren saat ini dan ragam kayu unik menjadi nilai tambahan tersendiri.”

Sebagai upaya penetrasi pasar, promosi, dan peningkatan ekspor mebel dan dekorasi rumah ke AS, Kementerian Perdagangan kembali berpartisipasi pada pameran Las Vegas Market 2015. “Perkembangan positif ini diharapkan dapat menjadi peluang, yang dapat terus diambil Indonesia, untuk terus berpromosi dan memacu pertumbuhan ekspor furnitur secara maksimal ke AS,” kata Nus.

Senin, 31 Agustus 2015

Kerajinan Indonesia di Mancanegara

Kerajinan Indonesia di Mancanegara


Hasil gambar untuk kerajinan mebel indonesia 

 

Kerajinan Indonesia di Mancanegara - Perwakilan dari UMA Enterprice Inc., Ken Patel mengapresiasi adanya permintaan pasar untuk produk home décor dan furniture Indonesia dikarenakan keunggulan bahan dasar kayu yang kuat, desain yang unik, dan dihasilkan melalui kerajinan tangan yang baik oleh para perajin mebel.

"Produk dari Indonesia yang kami datangkan selalu terjual dengan cepat. untuk ke depannya, kami ingin terus memperkuat dan tetap menjalin hubungan bisnis dengan Indonesia," ungkap Ken, Sabtu (8/8/2015). Selama dua tahun kini, UMA Enterprise Inc. juga terus meningkatkan impornya dari Indonesia dan kini telah mempunyai 12 pemasok yang sebagian besar berlokasi di kota Solo dan Jepara.

Peningkatan ini terbantu juga oleh fasilitasi ITPC sehingga mereka dapat hadir ke pameran furnitur di Indonesia, seperti kunjungan mereka terakhir pada Maret 2015 lalu ke IFEX dan IFFINA di Jakarta. Sementara itu, Konsul Ekonomi Konsulat Jenderal RI di LA, Endang Mardeyani menuturkan bahwa keikutsertaan Indonesia di berbagai pameran, seperti salah satunya di Las Vegas Market (LVM), 2015 sangat penting untuk meningkatkan penetrasi pasar di Amerika.

"Ini penting bagi Indonesia untuk menunjukan dan menjamin pada pasar AS bahwa produk Indonesia mempunyai kualitas tinggi, ramah lingkungan, dan menggunakan kayu legal,” jelas Endang. LVM 2015 merupakan pameran furnitur dan home décor terbesar di AS yang telah berlangsung pada 2-6 Agustus 2015. Sebanyak 15 perusahaan Indonesia menempati Paviliun Indonesia dengan total luas ruangan lebih dari 315 m².

Keikutsertaan Indonesia ini merupakan kerja sama antara Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, KJRI LA dengan Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO) serta Asosiasi Mebel dan Rotan Indonesia (AMKRI).