Jumat, 11 September 2015

Ekspor mebel Jepara menurun akibat banyaknya investor asing yang masuk

Ekspor mebel Jepara menurun

 

Hasil gambar untuk mebel asing jepara 

 

Ekspor mebel Jepara menurun - Pengrajin mebel dan produk furniture lokal di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terancam mengalami penurunan akibat investasi  asing yang telah menanamkan modal usaha untuk memproduksi produk yang sama seperti produk furnitur minimalis yang sedang tren saat ini. Dengan adanya investasi asing itu semakin membuat produk yang berasal dari lokal pun kalah saing karena terutama kalah dalam segi materi atau biaya. Semua bisa dibeli dengan adanya modal yang besar sehingga untuk pengusaha lokal pun tak mampu bersaing. Akibatnya perbandingan untuk modal dalam negeri pun berbeda,perbedaan modal di dalam negeri dengan suku bunga tinggi, sedangkan pengusaha asing mendapatkan dana bunga lunak dari negaranya.

Tak jarang saat ini banyak eksportir justru turun status menjadi sub-ekportir dari pengusaha asing yang berada di Jepara. Sedangkan supplier dan perajin di setiap desa-desa justru menjadi buruh di perusahaan asing yang telah membuka pabrik di Jepara. Pemasok yang biasa jadi juragan kecil di kampung sekarang jadi mandor di pabrik. Pekerjanya telah direkrut pengusaha asing yang punya order besar.

Beberapa perusahaan asing yang menempati pabrik di Jepara itu di antaranya negara asal Jerman, Cina, Korea Selatan dan Jepang. Mereka mendapat kemudahan membeli bahan mentah berupa kayu log untuk diolah langsung. Pengusaha lokal kalah bersaing dalam membeli bahan baku, tenaga kerja serta pasar di luar negeri yang telah dikuasai oleh pengusaha asing. Untuk pemerintah sendiri sudah mengajukan perda yang berkaitan dengan pembatasan investasi khususnyadi Kabupaten Jepara yang isinya adalah investor mengakomodir semua produk khas mebel Jepara yang diproduksi perajin lokal.

Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah, Anggoro Ratmodiputro, membenarkan kondisi itu. Menurutnya, tingginya nilai ekspor mebel dan furniture yang ada justru banyak dinikmati oleh pengusaha asing. “Bisa jadi produk terbanyak yang dikirim ke luar negeri milik perusahaan asing asal Jawa Tengah,” ujar Anggoro. (11/09/2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar