Rabu, 09 September 2015

Menjaga Produktivitas Industri Furnitur

Menjaga Produktivitas Industri Furnitur


 Hasil gambar untuk produksi mebel 

 

Menjaga Produktivitas Industri Furnitur - Para produsen mebel menilai wilayah pasar mebel di Asia Tenggara perlu pengawasan dan perlindungan karena banyaknya pemasok mebel dari wilayah lain. Sebagai perwujudan demi mengamankan bisnis pasar yang besar ini, perlu adanya kontribusi bersama dan menjalin hubungan kerja sama yang baik.

Wujud perlindungan pasar tersebut, antara lain, para pelaku usaha industri furnitur negara-negara anggota ASEAN bekerjasama membentuk pasar intra-ASEAN. Langkah ke arah itu memang sudah mulai dilakukan. "Tahun ini kami sepakat untuk membentuk kerjasama untuk perlindungan pasar," ujar Ambar Tjahyono Ketua ASEAN Furniture Industries Council (AFIC).

Ambar mengatakan, eksportir mebel dari negara tirai bambu itu (China) makin membanjiri pasar Asia Tenggara. Tren tersebut terjadi semenjak permintaan mebel di Amerika Serikat dan Eropa melemah karena pelemahan ekonomi global beberapa tahun ini. Dengan kerja sama ini, Ambar melihat Indonesia akan bisa mendorong lebih ekspor mebelnya di kawasan yang pertumbuhan ekonominya masih cukup bagus ini.

Ambar memperkirakan dengan berbagai upaya tersebut ekspor mebel dan kerajinan Indonesia pada tahun ini akan bisa mencapai nilai 3 miliar dolar, tumbuh 11% hingga 12% dari ekspor tahun lalu. Di  tahun 2012, ekspor mebel dan kerajinan dari Indonesia mencapai 2,6 miliar dolar. Kontribusi ekspor furnitur sendiri diperkirakan mencapai sekitar 1,8 miliar dolar dan lainnya disumbang produk-produk kerajinan.

Pemerintah telah berusaha memperkuat ekspor furnitur antara lain dengan melarang ekspor baku rotan sehingga industri furnitur lokal yang menggunakan rotan tak mengalami kesulitan bahan baku. Sementara untuk yang berbasis kayu, pemerintah meminta produsen mengurus sertifikat SVLK agar ekspor mereka diterima pembeli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar